Makalah Bentuk Lahan Aeolin

MAKALAH

BENTUKAN LAHAN ASAL AEOLIN

 

 

Disusun oleh:

Kelompok

  1.                                                                  1.   BERLIAN SURYA RS (3201412090)

                                                                          2. CATUR ARI P(3201412064)

 

 

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Tahun 2012

 

 

 

Semarang, 11 Oktober 2012

 

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     Penyusun

 

                                                             INTRODUCTION

 

Praise and presence of God we prayed Allah Almighty, blessings and gifts as well as his permission we were able to complete this paper entitled Land Form Aeolin. Sholawat and hopefully shed greetings to the king Rasullullah SAW, his family, and his followers until the end of the period.

 Pambuatan intent of this paper is to complete the task subjects Geomorfologi.Dalam preparation of this paper can not be separated from the support and assistance of all parties, both moral support and assistance in obtaining the data, and systematic guidance in the preparation and writing. Therefore, on this occasion we thank profusely to all those who have been involved in the completion of the manufacture of paper.

We recognize that in the preparation of this paper is far from perfect, this is caused by lack of knowledge, insight and experience that we have. Therefore, for the perfection of this paper we welcome any suggestions and constructive feedback.

Finally, we hope that this paper can be useful for us in particular and in general for all readers.

DAFTAR ISI

 

 

Halaman

HALAMAN JUDUL.. i

KATA PENGANTAR.. ii

DAFTAR ISI. iii

BAB I. 1

PENDAHULUAN.. 1

A.Latar Belakang Masalah. 1

B.Rumusan Masalah. 2

C. Tujuan Makalah. 2

BAB II. 2

PEMBAHASAN.. 2

A.   Pengertian Bentuk Lahan aeolin. 2

B.    Proses Terbentuknya Lahan Aeolian. 3

1)    Pengikisan oleh Angin. 3

2)    Pengangkutan oleh Angin. 4

3)    Pengendapan oleh Angin. 5

C.       Bentuk Lahan Hasil Aeolian. 5

1)    Bentuk Lahan Hasil Erosi Angin. 5

2)    Bentuk-Bentuk Hasil Pengendapan Angin. 6

BAB III. 12

KESIMPULAN DAN SARAN.. 12

A.Simpulan. 12

B.Saran. 12

DAFTAR PUSTAKA

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.Latar Belakang Masalah

Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk permukaan bumi sebagai akibat adanya pengaruh tenaga asal dalam dan tenaga asal luas bumi (hujan, angin, penyinaran dan pemanasan matahari, benturan benda asal ruang angkasa serta aliran air dan gletser) yang menghasilkan proses-proses geomorfik yang berakibat terubahnya bentuk-bentuk permukaan bumi. Obyek utama geomorfologi ialah bentuklahan, proses geomorfologi, genesa dan evolusi pertumbuhan bentuk lahan, beserta hubungannya dengan aspek lingkungan. Dalam hal ini utamanya mengupas tentang berbagai bentuk lahan dari bentukan berbagai asal proses yang berbeda. Bentanglahan atau landscape merupakan kombinasi atau gabungan dari bentuklahan. Mengacu pada definisi bentanglahan tersebut, maka dapat dimengerti bahwa unit analisis yang yang sesuai adalah unit bentuklahan. Oleh karena itu, untuk menganalisis dan mengklasifikasikan bentanglahan selalu mendasarkan pada kerangka kerja bentuklahan (landform). Bentuklahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografis khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan, dalam skala ruang dan waktu kronologis tertentu. Geomorfologi adalah studi yang mendeskripsi bentuklahan dan proses-proses yang menghasilkan bentuklahan serta menyelidiki hubungan timbal-balik antara bentuklahan dan proses-proses tersebut dalam susunan keruangan

Oleh karena untuk menganalisis bentanglahan lebih sesuai dengan didasarkan pada bentuklahan, maka klasifikasi bentanglahan juga akan lebih sesuai jika didasarkan pada unit-unit bentuklahan penyusunnya. Verstappen (1983) telah mengklasifikasikan bentuklahan berdasarkan genesisnya menjadi 10 (sepuluh) macam bentuklahan asal proses, yaitu bentuklahan asal proses volkanik,bentuklahan proses structural, bentuklahan asal fluvial, bentuklahan asal proses solusional ,bentuklahan asal proses denudasional, bentuklahan asal proses eolin, bentuklahan asal proses marine , bentuklahan asal glasial , bentuklahan asal organik , bentuklahan asal antropogenik,

Dalam makalah ini akan membahas tentang bentuk lahan aeolin .Bentuk lahan aeolin adalah.bentukan lahan oleh proses eksogenik dengan angin sebagai agen pembentuk utamanya.

 

B.Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu:

1.Pengertian bentuk lahan aeolin?

2.Apa saja jenis-jenis bentuk lahan aeolin?

3.Manfaat gumuk pasir bagi manusia?

 

C. Tujuan Makalah

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar kita mengetahui klasifikasi bentuk lahan yang salah satunya adalah bentuk lahan aeolin beserta manfaat bentuk lahan aeolin tersebut bagi kehidupan manusia.

BAB II

PEMBAHASAN

 A.  Pengertian Bentuk Lahan aeolin

Bentuk lahan asal proses aeolin merupakan bentukan lahan oleh proses eksogenik dengan angin sebagai agen pembentuk utamanya, yakni dengan membentuk endapan oleh adanya pengikisan, pengangkutan, dan pengendapan bahan-bahan tidak kompak oleh angin. Hakekatnya bentuk lahan aeolin terdiri dari 3 proses, yakni erosional (pengikisan), deposisional (pengangkutan), dan sedimentasi (pengendapan). 

Bentuk lahan aeolin dapat berkembang dengan baik apabila terpenuhi persyaratan sebagai berikut :

  1. Tersedia material berukuran pasir halus hingga kasar dalam jumlah yang banyak.
  2. Adanya periode kering yang panjang dan tegas.
  3. Adanya angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan pasir tersebut.
  4. Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi maupun obyek lain 

Endapan oleh angin terbentuk oleh adanya pengikisan,pengangkutan dan pengendapan bahan-bahan tidak kompak oleh angin. Endapan karena angin yang paling utama adalah gumuk pasir(sandunes),dan endapan debu(loose). Kegiatan angin mempunyai dua aspek utama,yaitu bersifat erosif dan deposisi. Bentuklahan yang berkembang terdahulu mungkin akan berkembang dengan baik apabila di padang pasir terdapat batuan. Pada hakekatnya bentuklahan asal proses eolin dapat dibagi menjadi 3, yaitu :

1.Erosional, contohnya : lubang angin dan lubang ombak.

2.Deposisional, contohnya : gumuk pasir (sandunes).

3.Residual , contohnya : lag deposit, deflation hollow , dan pans.

 

B.   Proses Terbentuknya Lahan Aeolian

1)  Pengikisan oleh Angin

Angin mengikis permukaan bumi melalui deflasi, eddy turbulensi, dan abrasi. 

 

1.    Deflasi (deflation)

            Proses deflasi merupakan gerakan tiupan angin yang membawa materi batuan, baik berupa debu halus, pasir, maupun materi yang kasar dan berat. Proses ini sering terjadi di daerah yang merupakan tempat terkumpulnya pasir, misalnya di basin kecil atau pada bukit pasir. Deflasi cenderung menyebabkan terbentuknyaa formasi-formasi baru di daerah depresi. Dibandingkan dengan erosi air atau sungai keadaannya berlawanan, erosi air di daerah yang berelief tinggi sangat kuat, sebaliknya erosi angin/deflasi di daerah cekungan/basin sangat kuat.

            Deflasi hanya dapat terjadi setelah materi batuan mengalami pencucian dan kemudian dibawa ke tempat yang kebih rendah. Materi yang diendapkan tersebut pada umumnya berupa butiran halus sehinnga mudah menglami deflasi.

 

2.    Korasi (corrasion)

Korasi angin dapat menimbulkan beberapa bentuk atau bentang alam yang sangat luas. Gerakannya hanya dapat terjadi di dekat permukaan tanah. Ini terjadi karena angin tidak dapat mengangkut pasir ke tempat yang lebih tinggi lagi.

Berdasarkan kerjanya korasi dapat dibedakan :

a.    Polishing dan pitting

Gerakan angin yang membawa/disertai pasir disebut dengan polishing. Gerakan angin yang membawa pasir mempunyai kemampuan untuk melubangi batuan, kemampuan untuk melubangi batuan ini disebut dengan pitting.

b.    Grooving dan shaping

Batuan yang telah berlubang sebagai akibat kekuatan pitting akan terus mengalami proses pembentukan lubang sehingga makin lama makin besar dan dalam. Proses melubangi secara terus-menerus sehingga menjadi lubang yang besar dan dalam disebut dengan grooving.

Batuan yang berlubang-lubang besar tersebut kemudian berubah menjadi pecah-pecah dan berkeping-keping. Proses terjadinya pecahan dan keping-keping ini disebut shaping.

c.    Faceting

Batuan yang telah berkeping-keping berubah menjadi lebih kecil lagi. Proses perubahan batuan menjadi bagian lebih kecil disebut dengan faceting.

Kecepatan korasi terhadap massa batuan di daerah kering sangat tergantung dari tingkat kekerasan batuan dan kekuatan angin itu sendiri.

2)  Pengangkutan oleh Angin

Materi batuan yang mudah terangkut oleh angin adalah materi-materi halus, misalnya debu. Materi yang halus ini akan diterbangkan angin sampai ke tempat yang cukup jauh. Adapun jenis-jenis gerakan pengangkutan materi oleh angin adalah:

 

1.    Suspensi (suspension)

Merupakan gerakan vertikal tiupan angin yang mampu mengangkut materi-materi halus ke tempat yang lebih jauh. Gerakan ini tidak besar peranannya dalam mengangkut pasir karena kemampuan mengangkut ke atas sangnt terbatas.

Pada saat angin mengangkut debu kadang-kadang disertai dengan gerakan turbuler. Kecepatan angin tidak selalu tetap tetapi selalu mengalami variasi periode yang pendek sehingga menyebabkan adanya tekanan angin. Tekanan angin ini menyebabkan udara berputar ke segala arah, putaran udara ke segala arah inilah yang dapat menyebabkan terjadinya gerakan suspensi.

 

2.    Saltasi (saltation)

Yaitu gerakan meloncat materi butiran yang disebabkan oleh tabrakan dan pantulan angin yang bermuatan pasir. Gerakan saltasi secara langsung disebabkan tekanan angin terhadap butiran pasir, pasir yang ditiup angin pada umumnya mempunyai gerakan saltasi.

 

3.    Rayapan permukaan (surface crep)

Gerakan rayapan permukaan disebabkan oleh karena tubrukan materi butiran oleh gerakan saltasi. Terjadinya tubrukan materi butiran ini secara teratur, tetapi kadang-kadang juga tersebar menjadi pecahan-pecahan di atas tempat jatuhnya pasir. Oleh karena benturan ini gerakan materi butiran menjadi lambat yang selanjutnya menjadi rayapan permukaan.Kadang-kadang angin yang mengangkut debu atau pasir bergerak berputar seperti spiral, gerakan seperti ini disebut dengan badai debu.

3)  Pengendapan oleh Angin

Proses pengendapan ini terjadi apabila butiran yang telah terbawa angin tadi jatuh setelah gerakan menjadi lambat. Selain karena kecepatan yang menjadi lambat, pengendapan juga dapat terjadi karena butiran yang terbawa oleh angin mengalami benturan terhadap permukaan kejadian ini sebagai hasil dari proses saltasi dan rayapan tanah. Apabila butiran tersebut tidak membentur permukaan dan terus terbawa angin, maka butiran tersebut akan mengalami gerakan sepanjang permukaan hingga menemukan tempat mengendap, pada umumnya tempat pemberhentian tersebut berupa cekungan. Bentuk endapan dari proses ini tidak datar atau halus tetapi bergelombang. Setelah mengendap butiran-butirabn tersebut mengumpul menjadi suatu bentuk lahan yang baru.

C.  Bentuk Lahan Hasil Aeolian

1)   Bentuk Lahan Hasil Erosi Angin

1.    Desert pavement (pebble armor) 

Yaitu permukaan yang terdiri atas batuan kerikil dan kerakal di daerah gurun, sebagai akibat bahan-bahan halus mengalamideflasi.

\2.    Blow out,

Cekungan di daerah gurun sebagai akibat deflasi pada materi hasil pelapukan di permukaan yang berukuran halus.

3.    Ventifact 

Permukaan batuan yang menjadi rata karena korasi, terutama yang berukuran halus (debu dan liat) yang terbawa oleh angin.
4.    Dreikanter,

Seperti ventifact tetapi bentuknya piramida karena arah angin berubah-ubah (dari tiga sisi).
5.    Groove 

Merupakan alur-alur memanjang pada permukaan batuan karena erosi angin.

6.    Yardang 

Merupakan pegunungan memanjang dan paralel (tinggi< 10m, panjang -100m ) berkembang di daerah bebatuan lunak.

2)  Bentuk-Bentuk Hasil Pengendapan Angin

Aktivitas angin dalam mengendapkan material dipengaruhi oleh kecepatan angin, rintangan (batu, vegetasi), dan material yang dibawa oleh angin.

  1. Loess 

Loess adalah bentuklahan asal proses eoline yang terbentuk dari bahan endapan angin yang berukuran debu oleh erosi angin yang berasal dari daerah gurun dan pada umumnya tidak berlapis. Bentuk lahan ini kemungkinan juga mengandung pasir halus dan liat. Bahan seperti loess ini menutupi 1/10 daratan di muka bumi. Loess umumnya berwarna kuning dengan sekurang kurangnya 60%-70% partikel berukuran debu dan bertekstur geluh berdebu atau geluh liat berdebu. Loess cenderung pecah-pecah pada sepanjang bidang vertical apabila terkuak oleh erosi air atau aktivitas manusia. Akibatnya banyak bidang vertical yang stabil yang mencapai ketinggian 6 m terdapat pada daerah loess di sepanjang sisi lembah dan galian untuk jalan.

  1. 2.    Endapan pasir,ada beberapa tipe yang ditentukan oleh jumlah pasir dan vegetasi:
  2.  a. Sand sheet adalah hamparan pasir tipis yang menutup daerah relatif datar, permukaannya tidak bergelombang.
  3.  b.   Ripple (riak) adalah endapan pasir yang permukaannya bergelombang, tinggi         bervariasi 1-500mm, panjang 50-300m. endapan pasir tebal yang permukaannya bergelombang ripple tetapi lebih besar disebut undulasi; yang tingginya sampai 400m dan panjang 4km disebut draa(Mcgadune).

 c. Sand shadow, adalah timbunan pasir di belakang suatu rintangan, seperti semak – semak/batu.

 d. Sand fall adalah timbunan pasir di bawah cliff atau gawir.

 e.  Sand drift yaitu timbunan pasir pada suatu gap/celah antara dua rintangan.

 

Gumuk pasir adalah gundukan bukit atau igir dari pasir yang terhembus angin. Gumuk pasir dapat dijumpai pada daerah yang memiliki pasir sebagai material utama, kecepatan angin tinggi untuk mengikis dan mengangkut butir-butir berukuran pasir, dan permukaan tanah untuk tempat pengendapan pasir, biasanya terbentuk di daerah arid (kering).

Gumuk pasir cenderung terbentuk dengan penampang tidak simetri. Jika tidak ada stabilisasi oleh vegetasi gumuk pasir cenderung bergeser ke arah angina berhembus, hal ini karena butir-butir pasir terhembus dari depan ke belakang gumuk. Gerakan gumuk pasir pada umumnya kurang dari 30 meter pertahun.

Bentuk gumuk pasir bermacam-macam tergantung pada faktor-faktor jumlah dan ukuran butir pasir, kekuatan dan arah angin, dan keadaan vegetasi. Bentuk gumuk pasir pokok yang perlu dikenal adalah bentuk melintang (transverse), sabit (barchan), parabola (parabolic), dan memanjang (longitudinal dune).


Pada umumnya gumuk pasir terdapat di daerah:

1. Mempunyai pasir sebagai material utama.

2. Kecepatan angin tinggi, untuk mengikis dan mengangkut butir-butir berukuran pasir.

3. Permukaan tanah yang tersedia untuk pengendapan pasir.

Selain itu gumuk pasir juga terdapat di:

1. Gisik pasir dengan angin pantai.

2. Dekat sungai yang dasarnya pasir.

3. Daerah yang mempunyai musim kering.

4.   Daerah gurun yang mengalami penghancuran batuan.

5.  Endapan glasial dan dasar danau glasial pasiran.

 

Secara garis besar, ada dua tipe gumuk pasir, yaitu free dunes (terbentuk tanpa adanya suatu penghalang) dan impedeed Dunes (yang terbentuk karena adanya suatu penghalang.

Beberapa tipe gumuk pasir:

  • Gumuk Pasir Tipe Barchan (barchanoid dunes)
    Gumuk pasir ini bentuknya menyerupai bulan sabit dan terbentuk pada daerah yang tidak memiliki barrier. Besarnya kemiringan lereng daerah yang menghadap angin lebih landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin, sehingga apabila dibuat penampang melintang tidak simetri. Ketinggian gumuk pasir barchan umumnya antara 5 – 15 meter. Gumuk pasir ini merupakan perkembangan, karena proses eolin tersebut terhalangi oleh adanya beberapa tumbuhan, sehingga terbentuk gumuk pasir seperti ini dan daerah yang menghadap angin lebih landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin.
  • Gumuk Pasir Melintang (transverse dune)

Gumuk pasir ini terbentuk di daerah yang tidak berpenghalang dan banyak cadangan pasirnya. Bentuk gumuk pasir melintang menyerupai ombak dan tegak lurus terhadap arah angin. Awalnya, gumuk pasir ini mungkin hanya beberapa saja, kemudian karena proses eolin yang terus menerus maka terbentuklah bagian yang lain dan menjadi sebuah koloni. Gumuk pasir ini akan berkembang menjadi bulan sabit apabila pasokan pasirnya berkurang.

  • Gumuk Pasir Parabolik

Gumuk pasir ini hampir sama dengan gumuk pasir barchan akan tetapi yang membedakan adalah arah angin. Gumuk pasir parabolik arahnya berhadapan dengan datangnya angin. Awalnya, mungkin gumuk pasir ini berbentuk sebuah bukit dan melintang, tetapi karena pasokan pasirnya berkurang maka gumuk pasir ini terus tergerus oleh angin sehingga membentuk sabit dengan bagian yang menghadap ke arah angin curam.

  • Gumuk Pasir Memanjang (linear dune)

Gumuk pasir memanjang adalah gumuk pasir yang berbentuk lurus dan sejajar satu sama lain. Arah dari gumuk pasir tersebut searah dengan gerakan angin. Gumuk pasir ini berkembang karena berubahnya arah angin dan terdapatnya celah diantara bentukan gumuk pasir awal, sehingga celah yang ada terus menerus mengalami erosi sehingga menjadi lebih lebar dan memanjang.

  • Gumuk Pasir Bintang (star dune)

Gumuk pasir bintang adalah gumuk pasir yang dibentuk sebagai hasil kerja angin dengan berbagai arah yang bertumbukan. Bentukan awalnya merupakan sebuah bukit dan disekelilingnya berbentuk dataran, sehingga proses eolin pertama kali akan terfokuskan pada bukit ini dengan tenaga angin yang datang dari berbagai sudut sehingga akan terbentuk bentuklahan baru seperti bintang. Bentuk seperti ini akan hilang setelah terbentuknya bentukan baru disekitarnya.

  • Tipe Impedeed Dunes

a)      Blowout

Bentuk : Terdapat penutup lahan (misal : vegetasi) disekitar cekungan. Terbentuk karena deflasi local.

b) Echo dunes

Bagian tepi yang memanjang, terpisah dari topografi penghalang.Proses pembentukan : akumulasi pada zone perputara Sebagai fenomena yang langka

 

Gumuk pasir memiliki fungsi ekologis yang sangat penting. Ada 3 tempat dengan cadangan air yang melimpah yaitu, daerah di antara  2 gunung api muda, Daerah berbatuan gamping dan daerah pesisir pantai. Daerah berpasir seperti ini memiliki kemampuan meloloskan air yang tinggi sehingga memberikan cadangan air bagi masyarakat pesisir pantai selatan. Selain itu keberadaan sand dunes (gumuk pasir) dapat meredam hantaman gelombang tsunami, satu kerentanan bencana di pesisir selatan jawa. Sehingga dengan keberadaan gumuk pasir resiko bencana tsunami dapat berkurang. n aliran angin karena zone penghalang.

Loess
Loess adalah bentuklahan asal proses eoline yang terbentuk dari bahan endapan angin yang berukuran debu oleh erosi angin yang berasal dari daerah gurun dan pada umumnya tidak berlapis. Bentuk lahan ini kemungkinan juga mengandung pasir halus dan liat. Bahan seperti loess ini menutupi 1/10 daratan di muka bumi. Loess umumnya berwarna kuning dengan sekurang kurangnya 60%-70% partikel berukuran debu dan bertekstur geluh berdebu atau geluh liat berdebu. Loess cenderung pecah-pecah pada sepanjang bidang vertical apabila terkuak oleh erosi air atau aktivitas manusia. Akibatnya banyak bidang vertical yang stabil yang mencapai ketinggian 6 m terdapat pada daerah loess di sepanjang sisi lembah dan galian untuk jalan.

 

 

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

 

A.Simpulan

Bentuk lahan asal proses aeolin merupakan bentukan lahan oleh proses eksogenik dengan angin sebagai agen pembentuk utamanya, yakni dengan membentuk endapan oleh adanya pengikisan, pengangkutan, dan pengendapan bahan-bahan tidak kompak oleh angin. Sebagai fenomena yang langka Gumuk pasir memiliki fungsi ekologis yang sangat penting. Ada 3 tempat dengan cadangan air yang melimpah yaitu, daerah di antara  2 gunung api muda, Daerah berbatuan gamping dan daerah pesisir pantai. Daerah berpasir seperti ini memiliki kemampuan meloloskan air yang tinggi sehingga memberikan cadangan air bagi masyarakat pesisir pantai selatan. Selain itu keberadaan sand dunes (gumuk pasir) dapat meredam hantaman gelombang tsunami, satu kerentanan bencana di pesisir selatan jawa. Sehingga dengan keberadaan gumuk pasir resiko bencana tsunami dapat berkurang.

 

B.Saran

 

Gumuk pasir merupakan satu dari sekian banyak anugerah bagi masyarakat Indonesia. Sudah seharusnya kita menjaga agar keberadaannya tetap lestari. Bukan gumuk pasir saja melainkan juga setiap titik di lingkungan kita, karena kita hidup di alam. Alam akan memberikan apa yang kita berikan pada alam. Ketika kita melestarikan alam maka alam akan memberikan kehidupan yang baik bagi kita.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Herlambang, Sudarno. 1991. Proses Geomorfologi. Malang: Universitas Negeri  Malang.

Herlambang, Sudarno.2009. Dasar-Dasar Geomorfologi. Malang: Universitas Negeri    Malang.

http://adityamulawardhani.blogspot.com/2009/02/bentang-alam-eolian.html

 

 

One thought on “Makalah Bentuk Lahan Aeolin

Leave a comment